image

YouthPreneur Fest 2.0: Seminar FEB USU Angkat Peran AI dalam Dunia Kewirausahaan

Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar seminar dengan menghadirkan narasumber inspiratif serta diikuti oleh ratusan peserta yang antusias untuk menggali wawasan seputar dunia bisnis dan inovasi Artificial Intelligence (AI). Kegiatan ini digelar di Gelanggang Mahasiswa USU pada Senin (21/4/2025).

YouthPreneur Fest 2.0 talkshow kali ini difokuskan pada pembahasan mengenai pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia kewirausahaan dan industri kreatif. Para narasumber menyoroti bagaimana teknologi AI dapat menjadi alat yang efektif bagi para kreator dan pelaku usaha dalam mengembangkan ide yang ada. Dengan tema yang relevan di era digital saat ini, acara ini mengangkat tema yang berjudul “AI dan Resolusi Inovatif di Dunia Kewirausahaan dan Pendidikan”.

Adrian Lesmono, selaku Consumer Business Leader NVIDIA Indonesia, membuka sesi dengan membahas peran penting AI dalam menentukan keberhasilan seseorang. Ia menekankan bahwa saat ini AI bukan lagi sekadar tren, tetapi menjadi faktor utama yang membedakan siapa yang mampu berkembang dan siapa yang tertinggal.

Dalam pemaparannya, Adrian juga memperkenalkan NVIDIA sebagai perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang dikenal melalui pengembangan GPU dan solusi AI. Ia menyampaikan bahwa berkat peran NVIDIA sebagai pionir, teknologi AI kini sudah bisa diakses hingga ke perangkat seperti gawai, membuka peluang besar bagi para pelaku usaha di berbagai bidang.

Sebelum dan sesudah acara ini, YouthPreneur Fest juga menyediakan uji coba gratis bagi mahasiswa untuk merasakan langsung performa teknologi dari NVIDIA, khususnya GPU RTX Series dimana peserta dapat mengeksplorasi keunggulan GPU RTX yang dikenal dengan kualitas grafis tinggi, kecepatan pemrosesan data yang mumpuni, serta kemampuan menjalankan aplikasi berbasis AI secara efisien.

Anjas Maradita, selaku AI Content Creator sekaligus CEO PT. Kreasi Imaji Integrasi, melanjutkan sesi dengan demonstrasi langsung penggunaan teknologi NVIDIA NIM. Ia menunjukkan bagaimana teknologi ini mampu memproses suara secara cepat dan akurat, sehingga sangat berguna untuk berbagai kebutuhan kreatif dan bisnis, seperti pembuatan konten, customer service, hingga automasi kerja. Melalui praktik tersebut, peserta mendapat gambaran nyata tentang bagaimana AI dapat langsung diterapkan dalam kegiatan usaha sehari-hari.

“Connecting adalah salah satu cara. Beruntung kita ada di zaman sekarang. Asal punya ide saja, sudah bisa melakukan apa saja yang kita mau,” ucap Anjas.

Setelah workshop, sesi tanya jawab berlangsung dengan antusias. Seorang mahasiswa Manajemen bertanya tentang peran AI di luar bidang IT dan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Menanggapi hal itu, Adrian Lesmono menjelaskan bahwa AI memiliki potensi besar di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Namun, ia menekankan pentingnya etika agar pemanfaatan AI tetap memberi manfaat tanpa menimbulkan masalah.

“Semua kembali kepada expertnya, bagaimana kita bisa beradaptasi dan mengelolanya. Yang kedua, etika menggunakan AI itu penting sekali,” jelas Adrian.

Sebagai penutup, para pemateri menegaskan bahwa AI bukan sekadar alat teknologi, melainkan sebuah solusi yang mampu menjawab berbagai tantangan di era digital. Jika dimanfaatkan dengan bijak dan etis, AI bisa menjadi mitra strategis dalam menciptakan inovasi, menyelesaikan masalah kompleks, dan mendorong kemajuan di berbagai sektor, bukan hanya sebagai alat bantu, tapi sebagai game changer di masa depan.